Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang objek telaahnya adalah alam
dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan serta manusia.Jika dilihat
dari namanya IPA diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab akibat
dari kejadian-kejadian yang terjadi dialam ini (Winatapura, 1993).
Menurut
Sudjoko (2000), biologi merupakan bagian dari bidang studi Ilmu Pengetahuan
alam (IPA). Sebagian dari bidang studi IPA, memiliki ciri atau karakteristik
yang jelas yaitu :
- Objek dan persoalan
Objek dan persoalan (masalah yang
menjadi kajian) akan menentukan macam disiplin atau ilmu. Pada biologi objek
kajiannya adalah makhluk hidup dan aspek kehidupannya baik dimasa lampau maupun
sekarang.
- Metode keilmuan
Perbedaan objek dan persoalan
memberikan konsekuensi cara dan prosedur tentang cara penemuan fakta dan konsep
keilmuan ataupun cara mempelajari dan memecahkan persoalan yang dikaji.
- Kecenderungan perkembangan
Ilmu merupakan hasil budaya manusia
dari dan untuk manusia, oleh karena itu kebutuhan-kebutuhan kehidupan manusia
sering menyebabkan subjektivitas dalam arahan perkembangan ilmu dari waktu
kewaktu, misalnya biologi masa kini menekankan pada persoalan biologi masa
depan.
Sedangkan
sifat dari biologi sebagai ilmu sebagai berikut:
- Memiliki Objek Kajian, Suatu
ilmu harus memiliki objek kajian. Contoh ilmu matematika memiliki
objek kajian berupa angka-angka, ilmu kimia memiliki objek kajian
berupa zat-zat beserta sifatnya. Sedangkan Biologi merupakan ilmu tentang
makhluk hidup.
- Memiliki metode
Metode artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol. Pengembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dilakukan secara asal-asalan, tetapi menggunakan cara atau metode tertentu. Metode yang digunakan itu bersifat baku dan dapat dilakukan oleh siapapun. - Bersifat Sistematis
Sistimatis artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan, saling berkaitan, saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Contohnya dalam biologi, jika kita akan mempelajari tentang sel, maka materi yang akan kita pelajari perlu mendapat dukungan materi lain, misalnya tentang jaringan, organ, sistem organ, dan individu. Demikian pula sebaliknya, sehingga pengetahuan-pengetahuan itu tidak bertolak belakang. Sehingga ilmu pengetahuan bersifat sistematis adalah bahwa sebuah pengetahuan harus memiliki hubungan ketergantungan dan teratur, tidak boleh ada unsur-unsur yang saling bertolak belakang. - Bersifat Universal
berlakuk umum artinya pengetahuan ilmiah itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Contohnya dalam biologi pada reproduksi seksual selalu dimulai dengan adanya pertemuan antara sperma dan sel telur. Anda pikirkan, apakah hal itu berlaku untuk semua jenis makhluk hidup? Jika benar, berarti ilmu itu berlaku secara umum atau bersifat universal. Jadi, kebenaran yang disampaikan oleh ilmu harus berlaku secara umum. - Bersifat Objektif
Objektif artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya, kesesuaian itu dapat dibuktikan dengan pengindraan atas dasar empiris (pengalaman). Bagaimana jika ilmu bersifat tidak objektif? Dapatkah ilmu itu dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia? Sebuah ilmu harus menggambarkan keadaan secara apa adanya, yaitu mengandung data dan pernyataan yang sebenarnya (bersifat jujur), bebas dari prasangka, kepentingan, atau kesukaan pribadi. Saat ini, ilmu biologi sudah mengalami perkembangan yang luar biasa. Telah disebutkan di awal materi bahwa pada saat terjadi peristiwa bom Bali, untuk mengungkap identitas pelaku peledakan bom tidak bisa dilakukan dengan menggunakan sidik jari karena tubuh pelaku peledakan bom juga ikut hancur.Untuk mengetahui identitas pelaku hanya dapat digunakan satu cara, yaitu dengan menggunakan tes DNA yang berasal dari serpihan tubuh pelaku peledakan yang kemudian dicocokkan dengan DNA orang tuanya. - Bersifat Analitis
Jika ingin mempelajari struktur dan fungsi tumbuhan, maka Anda akan mempelajari bagian-bagian yang lebih rinci, yaitu akar, batang, daun, dan sebagainya. Itulah sebabnya kajian suatu ilmu dapat terbagi-bagi menjadi bagian yang lebih rinci guna memahami berbagai hubungan, sifat, serta peranan dari bagian-bagian tersebut. - Bersifat Verifikatif
Suatu ilmu mengarah pada tercapainya suatu kebenaran. Misalnya, teori tentang Generatio Spontanea, menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang sudah diyakini kebenarannya, tetapi akhirnya teori itu digugurkan dengan teori Biogenesis, menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Akhirnya teori ini diyakini kebenarannya sampai sekarang.
·
Karasteristik
biologi sebagai ilmu
Ilmu
pengetahuan berkembang karena hakikat manusia yang serba ingin tahu.
Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol, melainkan bisa
dari hasil penelitian orang lain asal sesuai dengan karakteristik sains itu
sendiri. Biologi yang memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains
lainnya. Adapun karakteristik biologi sebagai ilmu yaitu:
- Obyek kajian berupa benda
konkret dan dapat ditangkap indera
Dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata) - Memiliki langkah-langkah
sistematis yang bersifat baku
- Menggunakan cara berfikir
logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan
dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum. Bersifat
deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum
menjadi ketentuan khusus.
- Hasilnya bersifat obyektif atau
apa adanya, terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif) Hasil berupa
hukum-hukum yang berlaku umum, dimanapun diberlakukan.
- Komponen biologi sebagai ilmu
Biologi
merupakan cabang sains yang mempelajari berbagai permasalahan makhluk hidup,
dan untuk mempelajari melalui proses dan sikap ilmiah ini sebagai konsekuensi
biologi.
Karakteristik
Ilmu Biologi
KIB
ditentukan oleh objek yang dipelajari & permasalahan yang akan dikaji.
Karakteristik dasar MH terbagi menjadi 6 poin :
1) MH disusun oleh sel, serta dilindungi oleh membran sel.
2) MH mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
3) MH melakukan metabolisme. Di dalam tubuh mc terjadi berbagai rx atau penyusunan dan penguraian senyawa-senyawa dalam keadaan homeostatis.
4) MH memberikan respon terhadap rangsangan.
5) MH melakukan reproduksi.
6) MH mampu beradaptasi dengan lingkungannya
Ket :
~ KIB = Karakteristik Ilmu Biologi
~ MH = Mahluk Hidup
~ mc = manusia
~ rx = reaksi
Karakteristik dasar MH terbagi menjadi 6 poin :
1) MH disusun oleh sel, serta dilindungi oleh membran sel.
2) MH mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
3) MH melakukan metabolisme. Di dalam tubuh mc terjadi berbagai rx atau penyusunan dan penguraian senyawa-senyawa dalam keadaan homeostatis.
4) MH memberikan respon terhadap rangsangan.
5) MH melakukan reproduksi.
6) MH mampu beradaptasi dengan lingkungannya
Ket :
~ KIB = Karakteristik Ilmu Biologi
~ MH = Mahluk Hidup
~ mc = manusia
~ rx = reaksi
·
Karakteristik Pembelajaran Biologi
Pembelajaran biologi di sekolah dapat dikatakan “unik”, karena baik subjek maupun objek pembelajarannya memiliki karakter yang khas. Objek pembelajaran biologi selain berhubungan dengan alam nyata juga berkaitan dengan proses-proses kehidupan. Agar siswa dapat memahaminya, maka metode dan pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajarannya harus disesuaikan dengan karakteristik objek dan subjek belajarnya. Fenomena yang diajarkan melalui biologi adalah fenomena alam yang mungkin pernah dihadapi siswa. Oleh karena itu, biologi tidak dapat dipahami jika hanya diajarkan secara hafalan. Pemahaman konsep-konsep biologi dapat dianalogikan dengan berbagai macam kegiatan sederhana yang dapat diamati/dilakukan siswa. (Saptono dalam Sari, 2007).
Hal ini senada dengan Muslich dalam Sari (2007) yang menyebutkan bahwa, jika dalam pembelajaran guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Lebih lanjut dalam penelitiannya diungkapkan bahwa siswa akan mencapai hasil belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, dan 50% dari apa yang dilihat dan didengar. Hal ini berarti bahwa siswa mudah memahami konsep jika disertai dengan contoh-contoh konkret sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.
Pembelajaran biologi di sekolah dapat dikatakan “unik”, karena baik subjek maupun objek pembelajarannya memiliki karakter yang khas. Objek pembelajaran biologi selain berhubungan dengan alam nyata juga berkaitan dengan proses-proses kehidupan. Agar siswa dapat memahaminya, maka metode dan pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajarannya harus disesuaikan dengan karakteristik objek dan subjek belajarnya. Fenomena yang diajarkan melalui biologi adalah fenomena alam yang mungkin pernah dihadapi siswa. Oleh karena itu, biologi tidak dapat dipahami jika hanya diajarkan secara hafalan. Pemahaman konsep-konsep biologi dapat dianalogikan dengan berbagai macam kegiatan sederhana yang dapat diamati/dilakukan siswa. (Saptono dalam Sari, 2007).
Hal ini senada dengan Muslich dalam Sari (2007) yang menyebutkan bahwa, jika dalam pembelajaran guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Lebih lanjut dalam penelitiannya diungkapkan bahwa siswa akan mencapai hasil belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, dan 50% dari apa yang dilihat dan didengar. Hal ini berarti bahwa siswa mudah memahami konsep jika disertai dengan contoh-contoh konkret sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.